Minggu, 30 Januari 2011

Storyline From RF Online Indonesia

15. LAMENT

Kini aku sedang berada di persembunyian guild Schneider. Kami semua diajak untuk berkumpul di dalam yang terlihat seperti ruang pertemuan. Lalu Xzar pun berdiri di depan dan mulai berbicara.

“Baiklah. Mari kita mulai. Bonix, kuserahkan padamu”, setelah Xzar berkata begitu, seorang warrior maju ke depan dan mengambil alih.
“Sekarang kita mulai. Seperti yang kalian lihat, tentunya kelakuan para archon kita belakangan ini terlihat sedikit aneh bukan? Kami para founder memiliki dugaan kalau ada sesuatu yang tidak beres dengan mereka”, jelas Bonix.
“Saber. Bisakah kau ke depan. Kami ingin bertanya padamu”, ucap Nidhogg kepadaku. Mau apa lagi mereka ini? Karena teman - temanku memintaku untuk menurutinya, aku pun maju ke depan.
“Begini. Kalau tidak salah kau baru saja pulang dari Ether kan? Apa saja yang kau alami di sana? Dan kenapa kau bisa selamat sementara anggota grup lain tidak?”, tanya Bonix kepadaku.
“Tunggu dulu! Memangnya apa yang terjadi dengan mereka?”, tanyaku heran.
“Kau benar - benar tidak tahu? Harusnya kau yang berada di sana bisa lebih tahu dari kami semua”, lanjut Bonix.
“Sebenarnya..”, aku pun akhirnya menceritakan semua yang aku alami saat di Ether. Kuceritakan tentang rencana bangsa Esper yang ingin menguasai Novus. Mendengar ceritaku itu, mereka hampir tidak percaya. Sampai kuperlihatkan Hades sebagai bukti nyata, barulah mereka percaya.

“Tadi kau bilang mereka ingin menggunakan bangsa di Novus sebagai prajurit untuk menghadapi bangsa Herodian? Benar begitu?”, tanya Bonix penasaran.
“Ya. Hanya saja aku tidak tahu cara mereka melakukannya. Yang jelas, sekarang ini kita harus bersiap - siap untuk menghadapi mereka selagi mereka masih belum bergerak”, jawabku.
“Tunggu! Justru menurutku mereka sudah bertindak”, ucap Xzar dengan nada serius.
“Jika kalian melihat tingkah laku para archon dan wakil archon kita, lalu membandingkannya dengan beberapa bulan lalu, pasti akan terasa adanya perbedaan yang sangat mencolok”, lanjutnya. Aku sudah lama tidak bertemu para archon dan wakil archon, jadi aku tidak tahu banyak.
“Ada benarnya juga”, ucap Nidhogg memecah keheningan.
“Belakangan ini mereka terlihat beda. Dari cara bertingkah hingga dalam pengambilan keputusan pada saat Chip War. Aku rasa itulah salah satu penyebab kekalahan kita dalam Chip War beberapa minggu ini”, jelas Nidhogg.

“Jadi maksudmu…”, Bonix seperti hendak berkata sesuatu.
“Ya. Mereka yang disebut bangsa Esper itu telah melakukan sesuatu pada petinggi kita. Dan tidak menutupi kemungkinan kalau petinggi Bellato juga mengalami hal yang sama”, ucap Xzar.
“Dengan kata lain, bangsa Esper itu sudah mulai bertindak?”, ucap Palladium.
“Hanya saja dampaknya pada bangsa kita dan Bellato berbeda. Bellato seakan mendapat anugrah dari bangsa Esper. Dan celakanya, mereka sama sekali tidak sadar akan hal yang sebenarnya”, sambung Bonix.
“Jadi apa tindakan kita sekarang?”, tanyaku. Semua terdiam tanpa berkata apa - apa. Kemudian Xzar pun angkat bicara.

“Untuk sementara, lebih baik kita cari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi pada petinggi kita. Nidhogg, aku yakin aku bisa mengandalkanmu dalam hal ini”, ucap Xzar.
“Serahkan padaku”, jawab Nidhogg.
“Yang lain bisa bersiap - siap di sini. Kami membawa sedikit perbekalan di sini. Ada beberapa talic jika kalian ingin mengupgrade senjata kalian. Juga ada beberapa charger tersedia. Persiapkan diri kalian sebaik - baiknya hingga waktunya tiba untuk bergerak”, jelas Bonix. Setelah itu semuanya berpencar untuk bersiap - siap. Gerbang Snatcher ini sudah menjadi seperti markas rahasia kami. Aku pun berbincang - bincang banyak dengan teman - temanku. Tidak lupa juga aku meminta Talk Jade untuk berjaga - jaga bila aku perlu. Setelah itu, aku berjalan - jalan di dalam tempat ini dan naik ke atas. Di sana aku menemui Scarlet yang sedang menyendiri.

“Sedang apa kau di sini?”, tanyaku.
“Tidak apa - apa. Hanya sedang berpikir apa yang telah mereka perbuat pada archon kita”, jawab Scarlet.
“Saat aku bertarung dengan mereka, aku menarik kesimpulan kalau mereka memiliki latar belakang force sama seperti Bellato dan Cora. Aku tidak melihat satupun dari mereka yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan teknologi seperti kita”, ucapku.
“Tapi pada umumnya, bangsa penjajah akan mencari cara untuk menguasai jajahannya. Dari situ mereka akan belajar untuk menangkal kekuatan lawan dan meningkatkan kemampuan sendiri. Yang kita lakukan juga begitu kan?”, ucap Scarlet. Aku terdiam sejenak memikirkan kata - katanya.
“Ironis sekali. Ternyata kita tidak jauh berbeda dengan mereka. Kita juga bangsa penjajah kan?”, kataku.
“Pada dasarnya, Novus ini adalah planet untuk berperang. Jadi bagi bangsa yang pertama datang ke sini tidak bisa disebut penjajah. Walaupun pada saat itu bangsa Cora lebih dulu berada di sini, bukan berarti kita hendak menguasai mereka. Yang kita cari adalah sumber daya dari Crag”, jelas Scarlet.
“Aku juga sudah lupa kenapa akhirnya ketiga bangsa di Novus berkembang sendiri dan berperang memperebutkan tambang. Bellato pun yang dulunya hanya tentara bayaran, kini sudah menemukan teknologi canggih dan menjadi bangsa yang kuat”, ucapku.
“Tunggu! Bellato..teknologi.. Sepertinya aku tahu apa yang mereka lakukan”, ucap Scarlet. Mendengar kata - katanya itu, aku menjadi terkejut.

“Memangnya apa?”, tanyaku penasaran.
“Menyamar untuk menjadi Accretia akan sangat sulit, karena kita dipenuhi sistem dengan teknologi tinggi. Dan untuk menyamar menjadi Cora pun tidaklah mudah. Mereka memiliki dewa yang tahu akan segalanya. Tapi untuk menjadi seorang Bellato, bukanlah hal yang sulit”, jawab Scarlet.
“Lalu apa hubungannya dengan yang terjadi pada pemimpin kita?”, tanyaku lagi.
“Aku menduga yang mereka lakukan adalah menyamar menjadi Bellato dulu. Ini dibuktikan dengan keanehan archon baru Bellato. Sepertinya mereka sukses menyusup ke dalam Bellato. Lalu untuk menyusup ke dalam Accretia, mereka mencari cara untuk memanipulasi data. Ingat, walaupun Bellato dulu adalah subyek percobaan Accretia, tapi yang mengembangkan MAU adalah mereka sendiri. Maka bukanlah hal yang sulit untuk mempelajari tentang teknologi melalui Bellato”, jelas Scarlet.
“Aku masih belum mengerti. Lalu apa yang mereka perbuat pada kita?”, tanyaku.
“Program ulang. Itu dugaanku saat ini. Mereka memprogram ulang para archon kita sehingga mereka menjadi berubah”, jawab Scarlet. Mendengar jawabanny itu, aku sangat terkejut. Sepertinya ini akan menjadi persoalan yang cukup rumit.

“Tapi kapan mereka memprogram ulang archon kita, Chaos sedangkan beliau selalu dijaga oleh para wakilnya?”, tanyaku lagi.
“Mudah saja. Archon kita adalah seorang Mercenary. Dalam setiap gelombang serangan ataupun bertahan, dia selalu berada di paling depan. Saat beliau jauh dari pengawasan kita itulah para archon gadungan Bellato itu beraksi. Karena para archon Bellato semuanya bukan pengendara MAU, akan mudah untuk mengerjakan hal tersebut. Ditambah lagi, mereka bertiga sering membawa Chaos ke tempat lain sehingga pasukan lain bisa menyerang”, jelas Scarlet.
“Jadi dengan kata lain, adalah kesalahan kita sering menyusahkan Chaos dengan membiarkan dia berada di garis depan seorang diri?”, kataku lemas. Scarlet terdiam sejenak setelah itu. Lalu ia kembali berbicara.
“Sekali lagi, itu hanya dugaanku untuk saat ini”, ucapnya.

DHUARR!
Sebuah ledakan yang cukup besar mengagetkan kami. Suara ledakan itu berasal dari bawah. Dengan segera aku dan Scarlet bergegas turun untuk melihat keadaan. Ini kan markas Accretia? Kenapa ada kerusuhan di sini? Seluruh anggota guild Schneider termasuk Xzar pun keluar dari Gerbang Snatcher untuk melihat keadaan. Ternyata archon! Chaos dan para pengikutnya menembaki tempat ini. Sial! Apa - apaan ini?! Saat aku hendak keluar, Scarlet menghentikanku. Lalu Xzar pun maju ke depan menghadapinya. Chaos pun menyuruh para Striker untuk menghentikan serangannya.

“Apa maumu?”, tanya Xzar pada Chaos.
“Cepat serahkan pengkhianat itu! Kalau tidak, kalian juga akan kucap sebagai pengkhianat!”, ucap Chaos dengan nada memerintah.
“Pengkhianat? Di sini tidak ada pengkhianat. Guild kami beranggotakan orang - orang yang mau berperang demi bangsa ini”, jawab Xzar tenang.
“Herrghh!! JANGAN BOHONG!! MEMBAWA PENGKHIANAT LARI SAMA JUGA DENGAN PENGKHIANATAN!! CEPAT SERAHKAN PUNISHER ITU!!”, ucap Chaos murka.
“Punisher? Saber maksudmu?”, ucap Xzar tetap tenang. Sial! Kenapa dia malah menyebutkan namaku? Lalu Xzar kembali berbicara,”Langkahi dulu mayatku…”

Mendengar itu, Chaos benar - benar marah dan langsung menyuruh para Striker menyerang kami dengan Doomblast berkekuatan penuh. Bonix pun mengisyaratkan pada kami semua agar melarikan diri ke tempat aman dipimpin oleh Bonix. Dari sini tidak jauh dari Armory 117. Teman - temanku dan anggota guild lain langsung melarikan diri dari pintu samping dan menuju 117, tepatnya menuju Ruang Mesin. Sementara Scarlet, Xzar dan Nidhogg menahan para perwira Accretia. Celaka! Mereka tak akan selamat. Aku pun turut bergabung dengan mereka untuk menahan para perwira.

“Bodoh! Apa yang kau lakukan di sini?!”, ucap Nidhogg kesal.
“Mereka mencariku. Maka biarkanlah aku yang mengurus ini!”, jawabku.
“Kau…”, Nidhogg hampir memukulku. Namun Scarlet menangkap tangannya dan mencegahnya.
“Biarkanlah dia melakukan sesukanya”, ucap Xzar tenang.

DHUARR!!
Benar saja. Gelombang Doomblast yang dahsyat menerjang kami berempat. Aku mencoba melakukan hal yang sama di Ether, menahan launcher dengan Hadesku. Namun belum sempat aku menarik Hades, tembakan itu sudah mendekati kami semua. Tapi Scarlet berdiri di depan kami semua dan mengeluarkan perisainya. MEGA SHIELD! Dengan kekuatan pertahanan yang luar biasa, dia menahan semua serangan itu. Aku benar - benar terkejut melihatnya. Nidhogg pun langsung maju menyerang, dengan dipenuhi aura Chaos Charger.

“Xzar! Kenapa mereka bisa menyerang mereka tanpa Chaos Charger? Sedangkan Nidhogg memerlukannya?”, tanyaku padanya. Xzar terlihat terdiam sejenak dan berpikir.
“Mereka…sudah menganggap kita pengkhianat. Tidak lain halnya dengan turncoat”, ucapnya.
“APA?!!”, aku sangat terkejut mendengarnya.
“Sebenarnya sekarang pun kita tidak memerlukan Chaos Charger lagi. Karena kita sudah tidak lagi dianggap satu bangsa dengan mereka”, jawabnya dengan tenang. Aku menjadi lemas mendengarnya. Entah apa salah kami sehingga archon dan wakilnya membuang kami. Xzar pun ikut bergabung dengan Nidhogg dan Scarlet untuk menahan para pengikut archon. Aku hanya bisa terpaku saja melihat pemandangan ini.

DHUAGG!
Tiba - tiba saja Nidhogg dan Scarlet terpental dan jatuh. Ternyata selain kalah jumlah, kekuatan kami pun masih di bawah para perwira. Aku segera menghampiri mereka yang terjatuh.
“Kenapa kau masih di sini?! Cepat pergi ke 117!”, ucap Scarlet.
“Tidak sebelum aku tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini!”, ucapku tegas. Setelah berkata begitu Xzar pun mengambil langkah mundur tanda kalau ia terdesak.
“Kau mau tahu?”, tanya seorang wakil archon yang sangat aku kenal. Signum…
“Kalian sudah tidak lagi kami anggap bangsa Accretia. Karena kalian telah menyerang dan membunuh teman sebangsa kalian. Dan kalian juga telah membawa lari buronan bangsa ini”, lanjutnya. Cih! Ternyata memang aku yang mereka cari. Aku menggenggam Hades dengan erat karena geram.

“Nidhogg.. Scarlet.. Kalian bawalah Saber pergi dari sini. Biar aku mengulur waktu sebentar”, ucap Xzar. Nidhogg dan Scarlet yang mendengar itu pun terkejut.
“Tidak bisa begitu. Kalaupun ada yang harus mengulur waktu, akulah orangnya”, balas Scarlet.
“Tidak apa - apa. Aku hanya ingin mereka merasakan kekuatan seseorang yang mereka anggap pengkhianat. Kalian pergilah ke Armory 117. Nanti kita bicarakan rencana selanjutnya di sana”, setelah Xzar berkata begitu, ia pun maju dengan Hora Vulcannya. Scarlet dan Nidhogg tidak punya pilihan lain kecuali menurut padanya. Begitu juga denganku. Kami berlari meninggalkan kerumunan menuju 117.

DHUARR!! DHUARR!!
Langkah kami semua terhenti saat mendengar ledakan tersebut. Xzar dihujani oleh para Striker secara bersamaan. Kepulan pasir gurun menyelimuti tempat Xzar. Semua yang ada di sana terdiam sesaat. Para Striker pun terlihat berharap cemas. Saat kepulan pasir itu mulai hilang, terlihat sosok seorang Striker yang tengah berada dalam mode Siege. Namun ada sesuatu yang berbeda. Siege Kit itu..berwarna merah? Siege Kit apa itu? Baru kali ini aku melihatnya.

DHUAR! DHUAR!
Xzar menembaki mereka semua dengan cepat. Ternyata tidak hanya penampilan saja yang berubah. Namun kekuatan Siege Kit merah itu jauh lebih kuat dari yang dulu. Mereka semua termasuk para perwira tidak berkutik menghadapi Xzar. Melihat itu, aku merasa lega. Lalu aku, Scarlet dan Nidhogg berlari menuju 117. Dari kejauhan aku menoleh ke belakang. Dan yang kulihat adalah para perwira dan pengikutnya mundur selangkah demi selangkah karena serangan Xzar. Striker macam apa dia? Siege Kit merah? Masih banyak hal yang menjadi tanda tanya bagiku.

Credit : Mahmud CS (thx Infonya ^^)

1 komentar: